Sabtu, 02 Oktober 2010

introduction

Semua bermula keinginan untuk pendataan pelaku seni performa di Kota Malang khususnya untuk membangkitkan gairah dan memunculkan para performer yang selama ini terselubung dan berdiri sendiri di Kota Malang. Kami mencoba melakukan pendataan dengan berdasar dari informasi mulut ke mulut seorang kawan yang memberitahukan seorang pegiat di dunia performa ataupun yang berkeinginan menggelutinya, dan inilah 9 performer yang sementara ini terdata dengan tidak menutup kemungkinan akan muncul performer-performer lainnya di Kota Malang.
Dengan mengambil moment 17 agustus 2010, kami mendata teman-teman performer untuk bersama-sama merespon arti kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Dengan mengambil ruang-ruang masyarakat umum dan pendekatan pada alam, kami mengekspresikan kemerdekaan 17 agustus dalam upacara bendera sebuah happening art yang juga kami maknai sebagai sebuah introspeksi bangsa. Dan festival yang bertemakan tentang negara kita saat ini sengaja kami gelar di bawah jembatan splindid Jl. Majapahit Kota Malang, di mana kondisi masyarakat begitu juga dengan kondisi alamnya merupakan ruang yang perlu kita jadikan cermin akan makna kemerdekaan yang masih banyak dipertanyakan. Dalam festival ini diharapkan ada makna yang dapat menggugah kepedulian terhadap kondisi negara yang juga mulai mengabaikan pancasila sebagai dasar negara.
Kami mengharapkan Pamafest 2010 ini akan terus bergulir dengan terus bertambahnya pegiat seni performa di Kota Malang, dan dengan bahasa mereka mampu memberikan kontribusi dalam merespon ruang-ruang dan kondisi-kondisi di masyarakat, politik, sosial budaya, gender, kepercayaan, hingga lingkungan.


Enny Asrinawati
Meizhtruation Performance

All began with the desire for data collection on perpetrators of performance art in the city of Malang in particular to excite and bring the performers who had been veiled and standing alone in the city of Malang. We try to do data collection on the basis of the information word of mouth a friend who told an activist in the world or who wish menggelutinya performance, and this is a temporary nine performers are recorded with will possibly show other performer-performer in the city of Malang.


in the moment of 17 August 2010, we respond to the meaning of independence for the Indonesian nation with all performers. By taking the public spaces and the approach to nature, we express independence 17 August in the flag ceremony is also an art happenings which we interpret as an introspection of the nation. And the festival with the theme of our country at this time we deliberately title under the bridge splindid Jl. Majapahit Malang, where the condition of society as well as its natural condition is the space we need to make a mirror of the meaning of independence is still widely questioned. In this festival there is meaning that can be expected to arouse awareness of the condition of the country also started to ignore the Pancasila as the state.


Pamafest We expect 2010 will continue to roll with the continued increase in performance art activists in the city of Malang, and the language they are able to contribute in response to the spaces and conditions in society, political, social, cultural, gender, creed, to the environment.


Enny Asrinawati
Meizhtruation Performance